
JAKARTA - Pergerakan harga komoditas dunia pada penutupan perdagangan Senin, 22 September 2025, menampilkan dinamika yang beragam, dengan batu bara mencatat kenaikan tipis sementara timah dan beberapa logam mengalami penurunan.
Tren ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan minyak global, yang menekan harga minyak mentah meski ketegangan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah masih berlangsung.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka ditutup melemah 11 sen atau 0,2 persen, berada pada level USD 66,57 per barel. Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Oktober ditutup di harga USD 62,64 per barel, turun 4 sen atau 0,1 persen. Kondisi ini mencerminkan fokus pelaku pasar pada potensi surplus pasokan, yang dianggap lebih dominan daripada risiko geopolitik.
Baca Juga
Pergerakan Harga Batu Bara
Di sisi lain, harga batu bara menunjukkan pergerakan positif. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga batu bara naik 0,53 persen ke level USD 103,90 per ton pada penutupan perdagangan Senin. Kenaikan ini menunjukkan permintaan batu bara masih relatif stabil, terutama dari sektor pembangkit listrik dan industri berat yang terus membutuhkan energi fosil meski ada tekanan global terhadap transisi energi.
Harga Minyak Kelapa Sawit (CPO)
Sektor komoditas pertanian juga menampilkan tren positif. Harga crude palm oil (CPO) menguat 0,41 persen menjadi MYR 4.442 per ton, menurut Trading Economics. Kenaikan ini dipengaruhi oleh permintaan regional yang stabil, termasuk dari negara-negara Asia yang terus meningkatkan konsumsi minyak nabati untuk industri makanan dan biodiesel.
Pergerakan Logam Industri: Nikel dan Timah
Sementara itu, logam industri seperti nikel dan timah menunjukkan tren berbeda. Harga nikel mengalami penurunan tipis sebesar 0,29 persen, berada di level USD 15.225 per ton. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap pasokan yang cukup melimpah dan potensi perlambatan permintaan global dari sektor otomotif dan elektronik, yang merupakan konsumen utama nikel untuk baterai dan stainless steel.
Timah, yang menjadi salah satu komoditas strategis Indonesia, juga mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah turun 0,45 persen menjadi USD 34.017 per ton. Meskipun turun tipis, penurunan ini tetap menjadi perhatian pelaku industri dan investor karena fluktuasi harga timah dapat memengaruhi keuntungan produsen dan stabilitas ekspor logam.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Komoditas
Para analis menilai, pergerakan harga komoditas dipengaruhi oleh kombinasi faktor global. Dari sisi energi, ketegangan geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan aktivitas Rusia tetap menjadi risiko, namun kelebihan pasokan minyak global dianggap lebih dominan dalam menentukan harga. Dari sisi logam, permintaan industri dan prospek pertumbuhan ekonomi global memengaruhi harga nikel dan timah. Sedangkan untuk batu bara dan CPO, permintaan domestik dan regional menjadi pendorong utama kenaikan harga.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang dan kebijakan perdagangan negara produsen juga turut memengaruhi harga komoditas. Misalnya, kekuatan dolar AS dapat membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional, sehingga berpotensi menekan permintaan.
Prospek Pasar Minggu Depan
Pasar komoditas diperkirakan akan terus bergejolak dalam beberapa pekan ke depan. Batu bara kemungkinan akan tetap stabil atau naik tipis seiring permintaan listrik yang terus berjalan, sementara logam seperti timah dan nikel masih rentan terhadap penurunan jika pasokan global tetap tinggi. Minyak mentah juga diperkirakan mengalami volatilitas tergantung kesepakatan pasokan dan perubahan permintaan dari negara-negara konsumen utama.
Investor dan pelaku industri disarankan untuk terus memantau pergerakan harga harian serta faktor fundamental yang memengaruhi pasokan dan permintaan. Pemahaman mendalam terhadap tren global dan regional menjadi kunci untuk mengambil keputusan investasi atau pengadaan komoditas dengan tepat.
Secara keseluruhan, perdagangan Senin, 22 September 2025, menunjukkan dinamika berbeda di pasar komoditas: batu bara naik tipis 0,53 persen, CPO menguat 0,41 persen, nikel turun 0,29 persen, timah melemah 0,45 persen, dan minyak mentah Brent serta WTI turun tipis. Kelebihan pasokan minyak global menjadi sorotan utama, sementara permintaan regional dan faktor industri memengaruhi harga logam dan komoditas pertanian.
Pemantauan harga harian dan analisis mendalam tetap menjadi strategi penting bagi pelaku pasar, investor, dan produsen untuk menghadapi fluktuasi harga dan memastikan keputusan bisnis atau investasi lebih tepat sasaran.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Garuda Indonesia Akan Tutup Rute Penerbangan yang Tidak Menguntungkan Tahun 2025
- Selasa, 23 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Peringkat idAA Pefindo untuk BSDE Obligasi dan Sukuk
- 23 September 2025
2.
Wijaya Karya Catat Kontrak Baru Rp5,24 Triliun Hingga Agustus 2025
- 23 September 2025
3.
Tren Pemanas Air Berbasis IoT di Asia Dorong Efisiensi Energi
- 23 September 2025
4.
Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan Global
- 23 September 2025
5.
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Seluruh Indonesia 23 September 2025
- 23 September 2025