Danantara Ajukan Patriot Bond ke OJK, Target Rp50 Triliun
- Kamis, 02 Oktober 2025

JAKARTA - Danantara Indonesia resmi mengajukan registrasi penerbitan Obligasi Patriot atau Patriot Bond kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu, 1 September 2025.
Langkah ini menjadi penanda tahap finalisasi penerbitan obligasi perdana oleh Danantara Investment Management, sekaligus membuka peluang bagi investor untuk berkontribusi dalam proyek strategis nasional.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan proses pengajuan dokumen registrasi dilakukan sesuai dengan Peraturan OJK No.7/2017 tentang Dokumen Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.
Baca Juga
Danantara menargetkan penggalangan dana sebesar US$3,1 miliar atau setara dengan Rp50 triliun melalui penerbitan dua seri Patriot Bond bertenor 5 dan 7 tahun dengan kupon 2%. Informasi terbaru dari dokumen yang diterima Bisnis menunjukkan komitmen pemesanan dari 46 investor telah mencapai Rp51,75 triliun per 19 September 2025, atau lebih tinggi dari target awal. Kondisi oversubscribed ini menunjukkan antusiasme investor terhadap instrumen yang dirancang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Investor yang tercatat dalam dokumen tersebut terdiri dari beberapa nama besar konglomerat nasional. Urutan teratas mencakup Anthoni Salim, Prajogo Pangestu, Budi Hartono, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Garibaldi “Boy” Thohir, Edwin Soeryadjaya, hingga James Riady. Terselip pula nama Dato Tahir, pemilik Grup Mayapada. Pandu menilai keterlibatan para investor ini sebagai kontribusi signifikan bagi negara.
“Mereka melihat ini sebagai cara yang signifikan untuk berkontribusi bagi negara. Mereka sangat antusias dengan proyek ini karena dapat dijalankan secara profesional dalam skala yang sangat besar,” ujarnya.
Dana yang dihimpun dari penerbitan Patriot Bond akan digunakan untuk membiayai lebih dari 30 proyek konversi sampah menjadi energi di berbagai daerah di Indonesia. Pandu menambahkan, sekitar 80% dari total dana Danantara senilai US$8 miliar akan dialokasikan untuk proyek domestik, sementara sisanya diarahkan untuk investasi di luar negeri.
Selain sektor energi, Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dibentuk era Presiden Prabowo ini juga menargetkan investasi di pusat data, ketahanan pangan, serta memasuki bisnis manajemen investasi dengan kesepakatan yang diharapkan tercapai akhir 2025 atau awal 2026.
Mohamad Al-Arief, MD Global Relations and Governance Danantara Indonesia, menegaskan bahwa Patriot Bonds diterbitkan melalui skema private placement. Dengan demikian, instrumen ini tidak ditawarkan kepada publik, dan partisipasi sepenuhnya bersifat sukarela.
“Prinsip mendasar dari Patriot Bonds adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka kesempatan bagi kelompok usaha Indonesia untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat,” jelas Al-Arief.
Danantara menekankan komitmen dalam menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang kuat. Dana yang diperoleh dari Patriot Bond akan mendukung transformasi ekonomi jangka panjang serta memperkuat peran sektor swasta dalam pembangunan nasional. Hal ini menjadi bagian dari strategi Danantara untuk menciptakan investasi berkelanjutan yang selaras dengan agenda pembangunan lintas generasi.
Selain itu, PT Danantara Investment Management, holding investasi Danantara Indonesia, telah memperoleh peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings Indonesia terkait rencana penerbitan Patriot Bonds senilai Rp50 triliun. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memenuhi Peraturan OJK No.49/2020 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, sekaligus menunjukkan kredibilitas dan keamanan instrumen bagi investor.
Langkah Danantara ini menegaskan pentingnya dukungan investor strategis dalam membiayai proyek pembangunan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman dengan potensi imbal hasil kompetitif. Oversubscribed-nya pemesanan obligasi menunjukkan kepercayaan pasar terhadap proyek-proyek yang dibiayai, sekaligus menjadi bukti bahwa Patriot Bond mampu menarik partisipasi luas dari pelaku usaha nasional.
Inisiatif ini juga menjadi salah satu tonggak penting bagi Danantara dalam mendorong sektor energi terbarukan melalui proyek konversi sampah menjadi energi, sambil memperkuat ketahanan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan prinsip partisipasi sukarela dan fokus pada tata kelola yang transparan, Patriot Bond menjadi instrumen strategis bagi perusahaan dan investor yang ingin berkontribusi pada pembangunan nasional dan transformasi ekonomi jangka panjang.
Dengan langkah registrasi ini, Danantara menegaskan posisinya sebagai pengelola investasi negara yang profesional, bertanggung jawab, dan berorientasi pada keberlanjutan. Pengawasan ketat OJK, dukungan investor ternama, serta transparansi dalam penerbitan Patriot Bond menjadi pondasi bagi keberhasilan proyek-proyek yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Danantara Tinjau Restrukturisasi Krakatau Steel, Butuh Rp8,3 Triliun
- Kamis, 02 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Asia Investment Capital Akan Akuisisi Mayoritas Saham SOFA
- 02 Oktober 2025
3.
PNM Dorong Literasi Anak Melalui TBM Kolong Ciputat
- 02 Oktober 2025
4.
Transformasi Kementerian BUMN Jadi Badan Pengatur Nasional
- 02 Oktober 2025
5.
Penjualan KOKA Merosot Tajam, Rencana Akuisisi Masih Berlanjut
- 02 Oktober 2025